Home » » Kuntau dan Kandangan

Kuntau dan Kandangan

PURACIT.blogspot.com - Kuntau itu adalah seni olahraga beladiri khas melayu yang saat ini masih bisa ditemukan di daerah Kalimantan Selatan.  Kuntau merupakan seni bela diri warisan orang tua (orang bahari).Kebiasaan belajar Kuntau ( main kuntau ) dilakukan masyarakat biasanya pada malam hari di tempat yang di sebut dengan Gelanggang dan diiringi dengan alat musik babun, gong serta serunai yang merupakan ciri khas dari tradisi main kuntau beberapa waktu terakhir ini (sebelumnya tanpa iringan musik).
Kuntau sendiri juga sama dengan seni bela diri yang lain juga memiliki jurus yang harus dikuasai selama belajar namun jurus di sini di sebut dengan BUNGA, dan biasanya diistilahkan dengan MAMBAWA BUNGA artinya satu peragaan jurus yang di tampilkan oleh seseorang.
Setelah seseorang belajar Bunga ( jurus ) dilanjutkan dengan belajar PATIKAMAN artinya jurus rahasia yang di ajarkan mengenai titik - titik lemah bagi seseorang,dan ini di ajarkan secara rahasia artinya di
antara sekian banyak yang belajar di pilih oleh guru orang - orang yang dapat yang melanjutkan belajar patikaman.
Setelah patikaman maka dilanjutkan dengan belajar yang diistilahkan dengan PALAPASAN yaitu cara bagaimana melepaskan serangan orang lain terutama cara melepaskan patikaman itu sendiri artinya setelah di ajarkan tehnik menyerang akan di ajarkan pula tehnik untuk melepaskannya.
Yang menarik dari belajar kuntau di kenal istilah BATAMAT ( selesai ) belajar, dalam acara batamat kuntau dibarengi dengan pengujian biasanya murid yang sudah belajar di uji kemampuannya terhadap apa yang sudah di ajarkan,biasanya di uji dengan diserang secara mendadak oleh guru tanpa diberitahu terlebih dahulu.
Apabila si murid mampu untuk menangkis serangan - serangan dari guru maka murid dikatakan TAMAT ( selesai ) belajar kuntau dan dilanjutkan dengan upacara selamatan,  dalam upacara ini biasanya disertakan dengan bermacam-macam upacara kecil seperti harus ada LADING BELATI ( pisau belati ), LAKATAN ( nasi ketan ), maksud
dari nasi ketan adalah agar ilmu yang sudah dipelajari tetap melekat / menempel seperti ketan. setelah itu selesailah belajar kuntau dan murid boleh mengajarkannya kembali.
Seperti di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) tepatnya di Kota Kandangan, sebuah Perguruan Kuntau bernama Jasa Datu Saraba Cakap Asam Cangkok yang masih melestarikan kesenian warisan leluhur tersebut.

Apalagi padepokan kuntau ini mengkolaborasikan seni olahraga bela diri kuntau dengan musik panting, tentunya hal ini menambah khasanah budaya dan daya tarik bagi penonton maupun bagi pemain kuntau itu sendiri.
Menurut Abdul Kadir, pada tahun 70 an, saat pertunjukkan kuntau masih belum diiringi dengan musik panting, selain belum terpikirkan kearah sana,  saat itu juga ungkap Kadir, karena orang-orang yang melatih seni beladiri kuntau pada tahun itu tidak menyukai adanya iringan musik.
Adapun definisi Kuntau ucap Kadir, yaitu seni olahraga bela diri. “Seni adalah hiburan, olahraga bela diri adalah membela diri,  Kuntau itu 75% seni 25% tanding, jadi berbeda dengan silat, karate, judo, dan lain nya 75% tanding 25% seni,” papar Pimpinan Padepokan Jasa Datu Saraba Cakap Asam Cangkok.
Namun tambah Kadir, tujuannya sama, yaitu untuk olahraga beladiri.  Dengan bertambahnya alunan music pada pertunjukkan kuntau, olahraga seni bela diri kuntau akhirnya banyak dipentaskan dalam berbagai acara seperti perkawinan, penyambutan gubernur dan lain nya.
“Sejarah Perguruan Jasa Datu Saraba Cakap Asam Cangkok, dari nama, ini dimulai dengan nama JASA DATU yang kepanjangannya dari nama-nama guru kuntau yang dahulu yaitu Jali (Ja), Salum (Sa), Dali (Da), dan Tutung (Tu),” terang Kadir.
Kemudian guru kuntau yang bernama Guru Tutung menurunkan ilmu kuntau kepada murid beliau yang bernama H Salam, Basran, Ilmi, Awat Samatra dan lainnya yang kini sudah berumur 70 tahun ke atas namun maih aktif mengajarkan ilmu kuntau  sampai sekarang.
Menurutnya, perguruan kuntau yang masih menurunkan ilmu kuntau dan masih aktif di daerah Kandangan dan sekitarnya ada 9 perguruan, antara lain Jasa Datu Saraba Cakap Asam Cangkok dipimpin oleh Abdul Kadir, Jasa Datu Baluti dipimpin Haji Nasrum, Jasa Datu Jambu Hulu dipimpin oleh Rudin, Jasa Datu Purbayaksa Muara Banta dipimpin oleh Jali, Jasa Datu Jambu Karikil dipimpin Tani, Jasa Datu Telaga Bidadari atau Perguruan Kuntau Telaga Mas dipimpin Mahdini, Jasa Datu Singamas dipimpin Asmuni dan Abdul Khalik, Grup Kuntau Singa Jaya dipimpin oleh Mulyadi dan Elang putih (Kapuh Amparaya)  dipimpin oleh Ilham.
Perguruan Kuntau Jasa Datu Saraba Cakap Asam Cangkok berada di Desa Asam Cangkok Kecamatan Kandangan Kota Kabupaten HSS. Untuk latihan ungkap Abdul Kadir, biasanya dilakukan di tempat latihan yang biasa mereka sebut gelanggang yang berada disamping rumah Abdul Kadir, pimpinan perguruan tersebut.
Masa jaya Perguruan Kuntau yang berada di wilayah Kabupaten HSS yang tepat nya berada di Kota Kandangan itu menurutnya terjadi pada tahun 70an.
“Kesenian Kuntau yang dulu dan sekarang itu berbeda versi, bedanya adalah dulu olahraga seni beladiri kuntau itu benar-benar tanding (tidak memakai humor) karena yang dulu tidak menyukai musik yang di campur adukan dengan beladiri kuntau yang menyebabkan terjadi perkelahian, tetapi kuntau yang sekarang adalah olahraga seni beladiri yang mempunyai versi seni dan hiburan yang digabung dengan musik dan lebih mencakup humor, yang di definisikan ada 60% serius dan 40% humor jadi tidak ada lagi yang mengakibatkan perkelahian diantara pemain,” ucapnya.
Adapun masa redupnya olahraga seni beladiri kuntau ini tambanya, terjadi pada tahun 2000 an. “Bukan berarti hilang tetapi masih ada , namun perkembangannya kurang sehingga mendapat penurunan minat dari masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Namun, saat diadakannya Festival Kuntau tingkat Kabupaten yang bertemakan “bunga kembang” tahun 2010-2011 yang menjadikan seni beladiri kuntau itu kembali banyak dilihat orang, dan peminat olahraga kuntau kembali bermunculan.
Olahraga seni beladiri Kuntau itu bagusnya kalau bisa dimulai saat umur 8-9 tahun atau kelas 3 SD. Saat ini perguruan kami yang meminati olahraga seni beladiri kuntau mayoritas dari kalangan anak-anak ataupun pelajar,” terang Abdul Kadir.
Siapapun lanjut Abdul Kadir,  boleh belajar olahraga seni kuntau di Perguruan Kuntau Jasa Datu Saraba Cakap. Karena diperguruan yang ia pimpin ucapnya, bertujuan sebagai tempat penyaluran bakat bagi semua orang.
Adapun Guru –guru yang masih mengajarkan seni beladiri Kuntau ungkap Abdul Kadir, antara lain Guru M Aini unggal yang berada di daerah Asam Cangkok, Mahdini yang berada di daerah Telaga Bidadari, Guru Nasrum yang berada di daerah Baluti, Guru Tani dan Ismail yang berada di daerah Jambu Hulu dan di Jambu Karikil, Guru Rili dan Jali  yang berada di Muara banta, Guru Khalik dan Asmuni yang berada di km 4 yang nama perguruannya adalah Singamas, Guru Mulyadi dan Ilham  yang berada di Kandangan.
Kuntau biasanya diiringi tabuhan gong dan gendang

Tabel Perguruan Kuntau Di Kandangan Yang Masih Eksis
No
Perguruan Kuntau
Daerah
Pimpinan
1
Jasa Datu Saraba Cakap
Asam Cangkok
Abdul Kadir
2
Jasa Datu Baluti
Baluti
H Nasrum
3
Jasa Datu Jambu Hulu
Jambu Hulu
Rudin
4
Jasa Datu Purbayaksa
Muara Banta
Jali
5
Jasa Datu Jambu Karikil
Jambu Karikil
Tani
6
Jasa Datu Telaga Bidadari atau
Grup Kuntau Telaga Mas
Telaga Bidadari

Mahdini
7
Jasa Datu Singamas
Km 4
Asmuni dan Abdul Khalik
8
Grup Kuntau Singa Jaya
Kandangan
Mulyadi
9
Elang Putih
Kapuh Amparaya
Ilham
Narasumber : Abdul Kadir, Pimpinan Perguruan Kuntau Jasa Datu Saraba Cakap Asam Cangkok

0 komentar:

Post a Comment

Blogger Widget Get This Widget